Kalian yang pernah mengikuti organisasi olahraga seperti pencak silat, karate, ataupun Tae Kwon Do, pasti pernah merasa tidak bisa melakukan teknik ini, teknik itu dan sebagainya, bahkan tidak jarang banyak dari mereka yang mengatakan bahwa ini susah,, ini tidak bisa ini tidak mungkin, itu bukan karena tekniknya, itu bukan karena susahnya teknik itu dilakukan akan tetapi itu karena diri kitalah yang membatasi pada hal tersebut, sehingga kita tidak bisa melakukan hal tersebut.
atau mungkin kita pernah bertanding akan tetapi kita selalu saja menemui kekalahan apakah musunya yang terlalu hebat? ataukah kita yang kurang berlatih sehingga kita dapat di kalahkan dengan mudah oleh musuh kita?, "ingat bahwa tidak selamanya orang itu di bawah dan tidak selamanya orang itu di atas" karena hanya diri kitalah yang mampu merubah nasib kita sendiri. mungkin kisah di bawah ini akan dapat memberi kalian semangat, karena selalu merasa gagal dalam melakukan sesuatu.
Wilma Rudolph
Wilma Rudolph, lahir dari keluarga yg sangat miskin 23 Juni 1940,
di-Tennesee, USA. Anak ke-20 dari 22 bersaudara. Ayahnya hanya seorang
porter KA / kuli angkut barang & ibunya hanya tukang masak &
cuci baju tetangga. Hidup mereka benar2 miskin.
Di sebuah tempat terpencil di Tenessee, USA, seorang bayi perempuan
lahir di tengah keluarga yang sangat miskin. Anak itu adalah anak ke 20
dari 22 bersaudara, lahir premature dan lemah. Kelangsungan hidupnya
diragukan semua orang. Ketika berumur empat tahun dia menderita
Pneumonia parah dan demam scarlet – sebuah kombinasi penyakit yang
mematikan yang membuat kaki kirinya lumpuh dan tidak bisa digunakan. Dia
harus menggunakan penyangga kaki dari besi untuk membantunya berjalan.
Namun anak ini sangat beruntung karena memiliki seorang ibu yang selalu
memberikan dorongan dan semangat padanya.
Ibunya yang luar biasa selalu mengatakan pada anaknya yang ternyata
sangat pandai tersebut bahwa walaupun kakinya harus menggunakan
penyangga, dia dapat melakukan apapun yang dia inginkan dalam hidupnya.
Ibunya mengatakan bahwa untuk itu yang harus dimilikinya adalah
keyakinan, kegigihan, keberanian dan semangat yang selalu menggelora.
Saat usia 4 tahun, ia menderita radang paru-paru & demam tinggi yg
menyebabkan kakinya lumpuh karena polio. Orgtuanya tak mampu membeli
obat karena waktu itu Amerika masih ada rasiaiisme yang membuat orang-orang kulit
hitam mendapatkan perlakuan buruk dlm kesehatan & pendidikan.
Akhirnya, la harus menggunakan kruk/penyangga & dokter menyatakan
bahwa kakinya akan lumpuh selamanya. Tetapi ibunya terus berdoa pada TUHAN
& memberi keyakinan pada Wilma bahwa ia pasti normal kembali. Di-saat
yg buruk, kakinya yg lumpuh semakin mengecil & hanya terjuntai
ke-bawah tak bereaksi apapun. Namun Wilma terus mengucapkan kata-kata iman
& berkata “Aku akan menjadi wanita tercepat di-dunia di-lintasan
lari.” & ia terus mencoba berdiri, walau sdh ribuan kali ia mencoba
& jatuh. Ia tak menyerah.
Pada usia 9 tahun, ia nekat melanggar nasehat dokter & membuang
tongkatnya & melakukan langkah pertama yang menurut dokter-dokter takkan
pernah dapat dilakukannya. Selama 3 tahun ia terus mencoba melangkah,
berjalan & berlari. Pada usia 13 tahun ia mengikuti lomba lari
pertama kalinya & menjadi peserta satu-satunya yg berkaki tak sempurna
Ia kalah. Tapi Wilma terus melaju Ia terus bertanding di-ratusan lomba
& mengalami ratusan kekalahan. Hingga suatu hari ia berhasil menang
lomba lari dalam satu kejuaraan Provinsi yang membuatnya berhasil meraih
beasiswa di-Tennesee State University & mempertemukannya dgn seorang
pelatih atletik bernama Ed Temple.
Wilma melanjutkan sekolahnya di Tenessee State University di mana dia
bertemu dengan seorang pelatih bernama Ed Temple. Ed Temple melihat
semangat yang menggelora pada diri Wilma dan dia juga melihat sebuah
bakat natural dalam diri Wilma. Dia melatih Wilma sampai Wilma terpilih
untuk masuk dalam Tim Olimpiade Amerika.
Dalam sebuah perlombaan lari Wilma harus bertanding melawan Jutta
Heine, sorang pelari asal Jerman yang merupakan pelari terhebat saat
itu. Tak seorang pun bisa mengalahkan Jutta, namun dalam nomor lari
gawang 100 meter, Wilma Rudolph memenangkan pertandingan. Dia
mengalahkan Jutta lagi pada nomor lari 200 meter. Sekarang Wilma
memenangkan 2 medali emas.
Akhirnya di nomor lari 400 meter estafet, Wilma bertemu Jutta lagi.
Dua pelari pertama dalam team Wilma melakukan estafet tongkat dengan
sempurna, namun saat pelari ketiga menyerahkan tongkat pada Wilma, dia
menjatuhkannya karena sangat tegang. Wilma melihat Jutta sudah berlari
di lintasan mendahuluinya. Dalam situasi seperti itu sangatlah tidak
mungkin untuk mengejar dan mendahukui pelari sekleas Jutta. Namun
akhirnya Wilma melakukannya, dia kembali mengalahkan Jutta Heine. Wilma
Rudolph berhasil memenangkan 3 Medali Emas Olimpiade Roma Tahun 1960 !!!
Bersama Tim Estafetnya Wilma mencetak Rekor Dunia Lari 400 meter
Estafet!!!
Julukan yang diberikan pada Wilma Rudolph :
Orang di Amerika menyebutnya “The Tenessee Tornado”
Orang Italy menjulukinya “La Gazella Nera” (Si Gazelle Hitam)
Orang Perancis memberi nama “Le Perle Noire” (Si Mutiara Hitam)
Wilma berkata pd Ed “Saya ingin menjadi wanita tercepat di-lintasan
atletik dunia.” Dibawah bimbingan Ed, Wilma terus berlatih siang malam,
mengatasi berbagai rintangan, bertanding dalam ratusan lomba & terus
melaju hingga akhirnya Sejarah mencatat, pada Olimpiade tahun 1960,
Wilma Glodean Rudolph, Seorang wanita kulit hitam pertama yg pernah
menderita polio & lumpuh, akhirnya menjadi juara Olimpiade &
memenangkan 3 medali emas di-lintasan lari 100 meter, 200 meter &
estafet 400 meter & menjadi wanita tercepatdi-dunia di-lintasan
lari.
itu adalah salah satu kisah dari orang yang mau dan ingin berusalah sebih keras lagi dalam mencapai tujuan serta keinginannya. Bagai mana dengan kita yang sudah memiliki tubuh sempurna? kita harus lebih bisa dan yakinlah bisa karena "tidak ada orang yang tidak berhasil di dunia ini, yang ada hanyalah mereka yang tidak mau berusaha"
tulisan ini jauh dari kata sempurna saya berharap anda-anda sekalian dapat menyempurnakannya dengan cara menuliskan komentar yang baik.
Sumber : http://mbhurinne.wordpress.com/2011/12/01/kisah-wilma-rudolph/
http://yustian.com/wanita-tercepat